Jumat, 23 Juli 2010
Blietzkrieg: Love Mean
partikel
1. Partikel ‘no’ (の)
Secara umum, partikel ‘no’ memiliki dua fungsi, yaitu (1) menyatakan kepemilikan dan (2) menerangkan benda yang dimaksud. Contoh penggunaannya adalah seperti berikut:
(a) menyatakan kepemilikan
[JAP] Watashi no tokei
[JAP] 私 の 時計-> “watashi” = “saya”
-> “tokei” = “jam”[INA] Jam milik saya
Perhatikan bahwa di sini posisi subyek (“saya”) dan benda (“jam”) bertukar, ketika diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Prosesnya sendiri kurang-lebih sama dengan yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Contoh lain…
[JAP] Okaa-san no kimono
[JAP] お母さん の 着物-> “okaa-san” = “ibu” = お母さん
-> “kimono” = 着物[INA] Kimono milik Ibu
(b) menerangkan benda yang dimaksud
Dalam penggunaan yang ini, partikel ‘no’ bermakna mirip dengan kata “yang” di Bahasa Indonesia. Fungsinya adalah menjelaskan sesuatu benda secara detail.
Contoh:
[JAP] Ano hidari no e ga kirei desu.
[JAP] あの 左 の 絵 が きれい です。-> “ano” = “itu” = あの
-> “hidari” = “kiri/sebelah kiri” = 左
-> “e” = “lukisan” = 絵
-> “kirei” = “cantik” = きれい[INA1] Yang sebelah kiri, lukisannya cantik.
(literal)[INA2] Lukisan yang sebelah kiri itu cantik.
(bentuk disempurnakan)
Contoh lain…
[JAP] Ichiban no eiyuu wa ULTRAMAN desu.
[JAP] 一番 の 英雄 は ULTRAMAN です-> “ichiban” = “terbaik/terhebat” = 一番
-> “eiyuu” = “pahlawan” = 英雄[INA1] Yang terhebat, pahlawan, adalah ULTRAMAN.
(literal)[INA2] Pahlawan terhebat adalah ULTRAMAN. (bentuk disempurnakan)
***
Berbagai penggunaan lain dari partikel ini bisa diturunkan dari dua fungsi di atas, walaupun terkadang agak kurang berterima dalam bahasa Indonesia.
E.g.
[JAP] kumo no ue ni
[JAP] 雲 の 上 に-> “kumo” = “awan” = 雲
-> “ue” = “atas” = 上
-> “ni” = partikel bantu, menyatakan lokasi = に
(akan dibahas di post selanjutnya)[INA1] Di atasnya awan
[INA2] Di atas awan
(bentuk sederhana)
……
2. Partikel ‘de’ (で)
Seperti halnya partikel ‘no’, partikel ‘de’ mempunyai dua fungsi umum. Yang pertama, menyatakan tempat; dan kedua, menyatakan cara.
(a) untuk menyatakan tempat
Dalam bahasa Indonesia, maknanya kira-kira seperti kata “di” sebelum keterangan tempat. Sekilas, pemakaiannya mirip dengan partikel ‘ni’ — tetapi, untuk saat ini, kita belum akan membahasnya.
Contoh penggunaan:
[JAP] Kissaten de hataraku.
[JAP] 喫茶店 で 働く-> “Kissaten” = “kafe” = 喫茶店
-> “hataraku” = “bekerja” = 働く[INA1] Di kafe, (saya) bekerja.
[INA2] Saya bekerja di kafe. (bentuk disempurnakan)
[JAP] Asoko de matteta.
[JAP] 彼処 で 待ってた-> “Asoko” = “sana” = 彼処
-> “matteta” = “menunggu” (bentuk lampau) = 待ってた[INA1] Di sana, (saya) menunggu.
[INA2] Saya menunggu di sana. (disempurnakan)
Bisa dibilang, untuk fungsi ini, partikel ‘de’ merupakan padanan dari kata ‘di’ dalam Bahasa Indonesia.
(b) untuk menyatakan cara
Anda mungkin pernah menyatakan dalam bahasa Indonesia kalimat semacam ini:
[INA] Saya pergi menggunakan bis.
Dalam bahasa Inggris, kalimat tersebut bisa diterjemahkan sebagai berikut:
[ENG] I’m going by bus.
Bagaimana dalam bahasa Jepang?
Dalam Bahasa Jepang, kita bisa melakukan penerjemahan sebagai berikut:
[INA] Saya pergi menggunakan bis.
-> “saya” = “watashi” = 私
-> “pergi” = “iku” = 行く
-> “bus” = “BASU” = バス[JAP] Watashi wa BASU de iku
[JAP] 私 は バス で 行く
Perhatikan bahwa di sini kalimat menggunakan pola Subyek-Keterangan-Predikat — sedikit mirip dengan pola Subyek-Obyek-Predikat pada tulisan mengenai kalimat aktif sederhana yang lalu.
Contoh lain,
[JAP] Ano hito wa hitori de ikiru.
[JAP] あの 人 は 一人 で 生きる-> “Ano hito” = “orang itu” = あの 人
-> “hitori” = “sendiri/seorang diri” = 一人
-> “ikiru = “hidup/menjalani hidup” = 生きる[INA1] Orang itu sendirian menjalani hidup.
[INA2] Orang itu hidup sendiri. (bentuk disempurnakan)
kalimat aktif
Secara umum, bahasa Jepang memiliki struktur kalimat yang berbeda dengan bahasa Indonesia dan Inggris. Perbedaannya bisa dijabarkan sebagai berikut:
[ENG] I eat chocolate.
[INA] Saya makan coklat.
Dari contoh di atas, terlihat bahwa bahasa Indonesia memiliki struktur kalimat yang mirip dengan bahasa Inggris. Jika kita hendak menerjemahkan kalimat pertama ke bahasa Indonesia, maka kita cuma perlu mengganti kata “I” dengan “Saya”, “eat” dengan “makan”, dan “chocolate” dengan “coklat”. Di sini, kita tidak perlu menukar posisi antara subyek, predikat, maupun obyek untuk melakukan penerjemahan.
Bagaimana dengan bahasa Jepang?
Dalam bahasa Jepang, hal tersebut tidak bisa diterapkan. Terjemahan kata-per-kata dari kalimat di atas adalah sebagai berikut:
saya = watashi = 私
makan = taberu = 食べる
coklat = CHOKOREETO = チョコレート
Meskipun begitu, contoh “saya makan coklat” di atas akan diterjemahkan dalam bahasa Jepang menjadi:
[JAP] Watashi wa CHOKOREETO wo taberu.
[JAP] 私 は チョコレート を 食べる
Mengapa?
Ini karena kalimat dalam bahasa Jepang memakai struktur Subyek-Obyek-Predikat, dan menggunakan partikel tertentu sebagai pelengkap (yaitu“wa”/”ga” setelah subyek, dan “wo” untuk obyek). Kalau dilihat kata-per-kata dalam bahasa Indonesia, maka terjemahan di atas akan jadi seperti berikut:
[JAP] Watashi wa CHOKOREETO o taberu.
[INA] Saya, coklat, makan
Hmm, tapi ini kurang enak untuk dibaca. Lebih cocok kalau kita menerjemahkannya sebagai berikut:
[JAP] Watashi wa CHOKOREETO wo taberu.
[INA] Oleh saya, coklat dimakan.
Dengan panduan tersebut, kita bisa menerjemahkan bentuk kalimat Jepang yang paling dasar. That is, kalimat aktif sederhana. Tentunya kosakata baru harus dipelajari sendiri — baik lewat kamus maupun otodidak.
Contoh lainnya…
[JAP] Neko wa nezu o oikakeru.
[JAP] 猫 は 鼠 を 追い掛ける-> “neko” = “kucing” = 猫
-> “nezu” = “tikus” = 鼠
-> “oikakeru = “mengejar” = 追い掛ける[INA1] Oleh kucing, tikus dikejar.
[INA2] Kucing mengejar tikus (bentuk disempurnakan)
***
Jika kita tidak menggunakan obyek dalam kalimat dan hanya memakai subyek-predikat, maka cara penerjemahan di atas tak perlu dilakukan. Kita bisa menerjemahkan kata-per-kata begitu saja.
E.g.
[JAP] Ano hito ga hashiru.
[JAP] あの 人 が 走る-> “ano hito” = “orang itu” = あの 人
-> “hashiru” = “berlari” = 走る[INA] Orang itu berlari
[JAP] Kaze ga fuku.
[JAP] 風 が 吹く-> “kaze” = “angin” = 風
-> “fuku” = “bertiup” = 吹く[INA] Angin bertiup.
Ini juga berlaku untuk menjelaskan perihal suatu benda atau orang, hanya saja di akhirnya perlu ditambahkan partikel “desu” (atau bentuk informalnya, “da”).
[JAP] Namae wa Sora desu.
[JAP] 名前 は ソラ です-> “namae” = “nama” = 名前
[INA] Nama (saya) adalah Sora.
[JAP] Aitsu wa otoko da.
[JAP] あいつ は 男 だ-> “aitsu” = “orang itu” (bentuk informal) = あいつ
-> “otoko” = “laki-laki/pria dewasa” = 男[INA] Orang itu laki-laki
